Profil Teater Sastra UI

Teater Sastra UI adalah salah satu BO (badan otonom) yang berdiri pada tahun 1984 di kampus Universitas Indonesia yang saat itu masih berada di Rawamangun. Teater ini didirikan oleh I. Yudhi Soenarto, yang dulu masih seorang mahasiswa Jurusan Sastra Inggris.

Berbekal latihan ‘gerilya’ di setiap ruang dan tempat kosong yang ada di seputar kampus, Teater Sastra mementaskan produksi pertamanya yaitu karya Eugene O’Neill, Paus (The Ile), pada bulan April 1985. Sejak saat itulah Teater Sastra mengusung nama dengan embel-embel ‘teater belajar’.

Pemilihan jalur belajar ini dimaksudkan agar proses pelatihan tidak hanya sekedar memuaskan keinginan pentas, akan tetapi juga sebagai tempat belajar dan menimba ilmu teater tanpa dibatasi oleh gaya, genre, aliran, tradisi dan non-tradisi, realis dan absurd, serta eksperimental dan non-eksperimental.

Dalam perjalanannya. beberapa fase telah dilalui oleh Teater Sastra UI. Fase pertama dilewati dengan keprihatinan. Sumber daya manusia dengan semangat untuk bekerja keras nampaknya tidak cukup menjadi modal untuk mendirikan sebuah teater yang mapan. Akan tetapi, berkarya tidak harus mengalami stagnasi.

Periode pertama ini dilewati sambil tetap mementaskan karya-karya dramawan dunia dan juga karya sendiri: Tiang Gantungan (Yudhi Soenarto, 1985), Sosok-Sosok (Yudhi Soenarto, 1986), Jeruji (Yudhi Soenarto, 1987), Tragedi Othello (W. Shakespeare, 1988), Rumah Pinggiran (Sam Shepard, 1991), dan lain-lain. Semua pementasan ini dipentaskan di pusat-pusat kesenian dan keramaian di Jakarta dan Bandung.

Pada fase kedua, sejak tahun 1989, Teater Sastra menampilkan pementasan eksperimental teater mini makna. Tercatat karya seperti Prokossokampress (1989), Ambhrosoerokihl (1990), JGERR!!! (1993) dan Jamprass (1994). Pentas-pentas eksperimental ini menggunakan bahasa non-verbal yang pada intinya mencoba membebaskan penonton dari tirani kata-kata.

Fase ketiga, Teater Sastra kembali mementaskan karya-karya dramawan dunia antara lain Orang Baik Dari Setzuan (Bertolt Brecht) pada tahun 1998 dan 1999, serta Guci Yang Pecah (Heinrich von Kleist) pada tahun 2000, 2001, dan 2002. Pada fase ini pula Teater Sastra mulai memperbanyak pementasan lenong dan komedi satir dan mulai melangkah ke arah semi profesional sebagai sebuah kelompok teater kampus yang telah dewasa.

Sejak awal, konsep teater kampus yang diterapkan oleh Teater Sastra bukanlah teater mahasiswa, tapi teater warga kampus yang terdiri atas dosen, mahasiswa, pegawai, dan alumni UI. Anggotanya pun tidak semua berasal dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (dulu dikenal sebagai Fakultas Sastra) tapi juga dari berbagai fakultas lain di UI, seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat, Teknik, Ekonomi, Hukum, Psikologi, juga Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Selama lebih dari dua puluh tahun berdiri, ratusan mahasiswa telah menimba ilmu dari kelompok teater yang paling tua dan paling berpengalaman di lingkungan UI ini. Tercatat beberapa anggota DPR, pengusaha, dosen, peneliti, bintang sinetron, penulis, wartawan, dan lain-lain, yang pernah memperkuat barisan Teater Sastra. Beberapa anggotanya pun menjadi pelatih dan sutradara di kelompok­-kelompok teater yang lebih muda di lingkungan UI, seperti di berbagai jurusan di FIB, di FISIP, FKM, Fakultas Ekonomi ataupun Teater UI, dan beberapa lainnya menjadi aktivis teater di luar kampus.